Posts

Showing posts from October, 2016

Rumah part III

Di beranda pulang ini, selain selembar kecemasan dan secangkir kopi yang dingin hanya rindumulah yg kutunggu. Setelah beberapa tahun berlalu, aku pun memutuskan untuk kembali pulang dan menghentikan pelarian yang begitu sunyi ini. kembali pada kesibukanku menulis sajak-sajak yang berelegi. Hari-hari ku berjalan seperti biasa, seperti manusia biasanya, Hanya saja masih meminum (menelan) rasa pahit. Tidak ada aktivitas khusus, Bangun, pergi kerja, pulang hingga larut malam dan pergi tidur. Setelah aku kembali dari pelarian, aku menerima tawaran kerja dari temanku yang dulu sempat tidak ku tanggapi, karena aku lebih memilih melakukan suatu pelarian. Ya setidaknya sekarang aku memiliki penghasilan untuk dijadikan simpanan, simpanan untuk persiapan, persiapan untuk melakukan pelarian lagi jika disakiti kembali. Toh, setidaknya hidup tidak melulu tentang kepedihan. Pagi ini di pusat kota ada sebuah pameran, aku pun pergi untuk melihat-lihat dan mengabadikan hasil karya dari para seniman-sen

Rumah part II

Selepas kepergiannya, aku masih menghidupkan cinta dari waktu yang di kekalkan kenangan. Dari balik kaca jendela kereta terlihat senja jatuh menjadi hujan. Sialnya kenapa hujan selalu membawa serta kenangan, yang mana setiap rintiknya mampu membuatku mengenangnya dalam basahnya hujan. mungkin karena aku masih merindunya. Barangkali sampai saat ini tidak ada yang setia selain rindu, tanpa musim tanpa waktu, ia masih tetap setia memeluk tubuh. Kereta pun berhenti di stasiun kelas B, sebagian penumpang ada yang turun, dan penumpang yang telah menunggu di stasiun segera masuk ke dalam kereta untuk menempati kursi mereka masing-masing. Kursi di sebelah ku masih saja kosong. Mungkin orang yang memesan kursi ini ada di stasiun selanjutnya, entahlah. Kereta mulai berjalan kembali. Aku kembali menatap ke luar jendela, melihat hujan yang sudah mulai reda. Tidak lama kemudian datang petugas kereta api berdiri disamping ku dengan tiket ditangannya. Petugas itu memberi tahu kepada sang penumpang b

Rumah

Pada waktu menunjukkan pukul 21:00 Secara tak sengaja kita bertemu (lagi). Aku melihat sesosok perempuan yang sekarang jauh berbeda, yang sekarang jauh lebih indah, yang sekarang tak lagi sama, perempuan itu adalah kau, yang berjalan dengan seorang laki-laki yang menggandeng tanganmu. Kau menyapa ku sembari memperkenalkan siapa laki - laki itu, dan mengajak ku duduk di suatu tempat. Barangkali dia lah yang menjadi alasan kenapa kau tidak bisa lagi menjadi tempat ku berpulang. Kau bercerita bahwa dia lah yang akan menjadi rumah untuk kau singgahi nanti, bukan denganku. Aku pun hanya bisa mengucap turut bahagia sembari melontarkan senyuman. Laki-laki itu berkata jika ia ada urusan dan mengajakmu pergi, Meninggalkan aku sendiri yang hanya ditemani secangkir kopi pahit dengan sedikit campuran rasa kepiluan. Ku lihat di dada Langit degup bintang tak lagi berkedip. Awan gelap menutup cahaya bulan, saat gerimis menjadi hujan. tidak barangkali itu bukan hujan, mungkin itu tangisan dari berjuta