Posts

Showing posts from 2016

Rumah part III

Di beranda pulang ini, selain selembar kecemasan dan secangkir kopi yang dingin hanya rindumulah yg kutunggu. Setelah beberapa tahun berlalu, aku pun memutuskan untuk kembali pulang dan menghentikan pelarian yang begitu sunyi ini. kembali pada kesibukanku menulis sajak-sajak yang berelegi. Hari-hari ku berjalan seperti biasa, seperti manusia biasanya, Hanya saja masih meminum (menelan) rasa pahit. Tidak ada aktivitas khusus, Bangun, pergi kerja, pulang hingga larut malam dan pergi tidur. Setelah aku kembali dari pelarian, aku menerima tawaran kerja dari temanku yang dulu sempat tidak ku tanggapi, karena aku lebih memilih melakukan suatu pelarian. Ya setidaknya sekarang aku memiliki penghasilan untuk dijadikan simpanan, simpanan untuk persiapan, persiapan untuk melakukan pelarian lagi jika disakiti kembali. Toh, setidaknya hidup tidak melulu tentang kepedihan. Pagi ini di pusat kota ada sebuah pameran, aku pun pergi untuk melihat-lihat dan mengabadikan hasil karya dari para seniman-sen

Rumah part II

Selepas kepergiannya, aku masih menghidupkan cinta dari waktu yang di kekalkan kenangan. Dari balik kaca jendela kereta terlihat senja jatuh menjadi hujan. Sialnya kenapa hujan selalu membawa serta kenangan, yang mana setiap rintiknya mampu membuatku mengenangnya dalam basahnya hujan. mungkin karena aku masih merindunya. Barangkali sampai saat ini tidak ada yang setia selain rindu, tanpa musim tanpa waktu, ia masih tetap setia memeluk tubuh. Kereta pun berhenti di stasiun kelas B, sebagian penumpang ada yang turun, dan penumpang yang telah menunggu di stasiun segera masuk ke dalam kereta untuk menempati kursi mereka masing-masing. Kursi di sebelah ku masih saja kosong. Mungkin orang yang memesan kursi ini ada di stasiun selanjutnya, entahlah. Kereta mulai berjalan kembali. Aku kembali menatap ke luar jendela, melihat hujan yang sudah mulai reda. Tidak lama kemudian datang petugas kereta api berdiri disamping ku dengan tiket ditangannya. Petugas itu memberi tahu kepada sang penumpang b

Rumah

Pada waktu menunjukkan pukul 21:00 Secara tak sengaja kita bertemu (lagi). Aku melihat sesosok perempuan yang sekarang jauh berbeda, yang sekarang jauh lebih indah, yang sekarang tak lagi sama, perempuan itu adalah kau, yang berjalan dengan seorang laki-laki yang menggandeng tanganmu. Kau menyapa ku sembari memperkenalkan siapa laki - laki itu, dan mengajak ku duduk di suatu tempat. Barangkali dia lah yang menjadi alasan kenapa kau tidak bisa lagi menjadi tempat ku berpulang. Kau bercerita bahwa dia lah yang akan menjadi rumah untuk kau singgahi nanti, bukan denganku. Aku pun hanya bisa mengucap turut bahagia sembari melontarkan senyuman. Laki-laki itu berkata jika ia ada urusan dan mengajakmu pergi, Meninggalkan aku sendiri yang hanya ditemani secangkir kopi pahit dengan sedikit campuran rasa kepiluan. Ku lihat di dada Langit degup bintang tak lagi berkedip. Awan gelap menutup cahaya bulan, saat gerimis menjadi hujan. tidak barangkali itu bukan hujan, mungkin itu tangisan dari berjuta

Tolong Buat Aku Lupa

Jelaskan padaku mengapa semua jadi serumit ini? Aku tak tahu jika kamu tiba-tiba memenuhi sudut-sudut terpencil di otakku, hingga memenuhi relung-relung hatiku. Semua terjadi begitu cepat, tanpa teori dan banyak basa-basi. Aku melihatmu, mengenalmu, lalu mencintaimu. Sesederhana itulah kamu mulai mengusai hari-hariku. Kamu jadi penyebab rasa semangatku. Kamu menjelma jadi senyum yang tak bisa kujelaskan dengan kata-kata. Iya, mungkin, aku jatuh cinta. Entah kamu. Semua kulakuan diam-diam. Begitu rapi. Hingga hatimu yang beku tak pernah berhasil cair. Semua kusembunyikan. Hingga perasaanmu yang tidak peka tetap saja tak peduli pada gerak-gerikku yang jarang tertangkap oleh sorot matamu. Aku pandai menyembunyikan banyak hal hingga kautak memahami yang sebenarnya terjadi. Aku tidak bisa melupakanmu.... sungguh! Aku selalu ingat caramu menatapku. Caramu mencuri perhatianku. Kerutan matamu yang aneh, namun tetap terlihat memesona dalam pandanganku. Hal-hal sederhana itu seakan-akan sengaj

Indah; meski hanya untukku.

Teruntuk seseorang yang dulu pernah tersenyum kepadaku. Aku hanya bisa menjelaskan perasaan ku di surat ini. Karna aku masih takut untuk mencoba menyatakan perasaan kepada mu. Aku hanyalah seorang pengecut. bahkan untuk berbicara padamu saja, sekarang aku tidak berani. Teruntuk seseorang yang dulu selalu menatap ku. Aku tau, surat ini mungkin tidak akan kau baca. Karena rutinitas mu yang cukup sibuk. Atau mungkin karena surat dari ku kurang menarik bagimu, karna aku tidak berharga di matamu. Mungkin juga akan kau buang. Dan tidak akan pernah kau baca. Teruntuk seseorang yang dulu sering memarahi ku. Kita awalnya memang sekedar saling sapa. Sampai dimana kita benar-benar berkenalan. Dulu, Kita sering berbagi cerita. Melalui pesan singkat, lewat telepon, bahkan juga secara langsung. kau pernah bercerita tentang hobby mu yang suka bermain basket. cita-cita mu yang ingin menjadi seorang jurnalis. Dan warna favorit mu adalah ungu. Bagaimana aku bisa lupa, jika kau selalu terlintas di b

Langkah

Image
Setiap orang pasti mempunyai kisah cinta yang mengesankan, mungkin sampai saat ini masih terkenang. Sampai-sampai ada yang berjuang untuk mendapatkannya kembali, ada yang berhasil dan ada juga yang tidak. Iya, aku adalah sebagian orang yang tidak berhasil. Benar, kenyataan memang tak selamanya berpihak kepada kita. Namun kita harus menerimanya walau menyakitkan. sebab kita tidak bisa jika harus terus-menerus terjebak di masa lalu. Walau rasa rindu selalu datang menghantui. Kita harus mencoba untuk melupakannya, jikalau ingin hari-hari kita lebih menyenangkan. Jika melupakan adalah perkara waktu, mungkin seumur hidup pun tidak cukup jika kita tidak mau mencoba. Sebaiknya kita melangkah dan menanggalkan kenangannya. Sebab masa lalu bukanlah hal yang harus selalu disesali, apa yang terjadi tidak bisa diperbaiki. Yang terpenting agar keburukan tidak terulang lagi. Terkadang kita sering melukai waktu, sehingga waktu membisukan kita dengan kenangan. Jika masa lalu pada akhirnya hanya menjadi

Semesta jatuh cinta.

Image
Tanpa warna embun masih tetap membuat dedaunan jatuh cinta. Seperti yang sering kita dengar. Begitu juga dengan senja yang mampu berkali-kali membuat semesta jatuh cinta. Sama seperti semesta, aku pun tergila-gila dengan hias pandarnya. Yang mampu membuang rasa rindu dihati. Tapi tidak seperti hujan, yang selalu membawa serta kepiluan disetiap rintiknya. Aku benci hujan bukan karna takut bernostalgia dengan masa lampau, tapi karna awan pekatnya membuat senja tidak akan menghiasi semesta. Kenapa selalu senja yang dibanggakan?. Sebab senja adalah waktu yang tepat untuk berbagi cerita kepada alam. Hal yang selalu kuceritakan adalah tentangmu?. Karna kau sama seperti jingganya yang mampu membuat hatiku luluh lagi dan lagi. Namun kita harus ingat bahwa setelah sinar senja akan ada gelap. Senja seakan mengajarkan kita bahwa keindahan tidak selamanya bertahan. Sama seperti mencintaimu, tidak selamanya akan bahagia terkadang juga ada rasa kesedihan muncul. Namun senyummu seakan membuat ku lupa