Posts

Showing posts from 2017

Hujan

   Semesta mempertemukan kita dikala turunnya hujan. kau adalah wanita yang dipenuhi oleh segala keluguan. Saat aku melihatmu? aku merasa ingin mencinta lagi, saat aku melihatmu?  aku telah menemukan kembali arti dari segala rindu. Saat aku melihatmu? Aku berfikir bahwa, aku telah menemukan rumah untuk berpulang bagiku. Rasanya aku ingin berkata kepadanya tentang rasa yang singgah dihati. Tapi aku takut kau menolak, aku takut kau menolak karena dengan alasan bahwa bukan denganku bahagiamu merekah.    Semesta mempertemukan kita dikala turunnya hujan. Aku ingin berdiri dibawah hujan. Persis pertama kali kita bertatapan, biarkan saja tubuhku mengigil. sebab aku percaya suatu saat hangat jiwamu kan mendekap tubuhku, hangat rangkulmu kan menyentuhku, hangat bibirmu kan mengecup mesra keningku. kau tahu, aku selalu memelukmu sebaik-baiknya doa. Entah kamu, namun aku berharap kepada semesta dan hujan untuk menyampaikan segala rasa ini kepadamu, untuk membuang rasa keraguanmu, untuk menyat

Akhir segala cerita.

Sebenarnya aku sudah malas sekali untuk bercerita. Barangkali ini kali terakhirku menuliskan kata-kata, sebab aksara tidak lagi bernyawa. Kini aku sedang sibuk menyukai wanita yang jauh berada dipelupuk mata. Terlalu hambar hati ini, sebab kau tak ada di sisi, rinduilah aku. Kelak, kau akan tahu artinya sepi; bagai pisau mengiris api. Andai saja Tuhan menciptakanku dengan mata yang bisa melihat isi hati, agar aku tahu siapa orang yang sedang merebahkan diri dihatimu dengan nyaman. Jika itu hanya aku, percayalah sayang jarak tidaklah jauh dari pengertian kita. Tapi jika ada orang lain, aku akan bergegas mengemasi segala kenang yang telah tercipta, sebelum aku terlarut dalam cinta. Detak-detak bosan bergeming, dari senja ke senja yang memusing. Dan aku masih saja berteman hening, dalam dekap sunyi tak berdenting. ketahuilah wanita bermata sendu, rindu ini melukis bayanganmu, dijendela kamarku sepi sepi dan dingin. Tolong lindungi dari kuyup, saat rindu menderai deras didalam dadaku. Seba

Ialah kita.

Aku ingat pertama kali kita bertemu. Aku duduk di belakangmu, saat itu aku meminjam kacamatamu karena mataku yang rabun. Aku menanyakan siapa namamu, darimana asal-usulmu. Percakapan sewaktu itu sangat singkat sekali. Begitu juga denganmu yang tidak butuh waktu yang lama untuk membuatku jatuh hati. Aku suka keluguanmu itu, aku suka tatapan sendumu itu, aku suka kamu, Entah kamu?. Tidak adakah secuil-pun kau memiliki rasa yang sama sepertiku, walaupun hanya sebutir pasir tidak adakah? Aku bingung mungkin perbedaan yang membuat kita tidak bisa bersama. Jika iya, bukankah perbedaan itu menjadi pelengkap kisah kita, pelengkap hubungan kita, dan juga pelengkap kita berdua. Sungguh aku menginginkan kebersamaan kita, menginginkan kita saling mengecup mesra. Tidakkah kau menginginkan itu sedikitpun. Aku selalu berdoa kepada Tuhan, andai dalam diam doa-ku mampu menembus langit. Biarkan aksaraku terberai mengurai hati. Dan jiwaku melayang meraihmu di lain hari. Ini kali keduaku takhluk kepada s