Akhir segala cerita.

Sebenarnya aku sudah malas sekali untuk bercerita. Barangkali ini kali terakhirku menuliskan kata-kata, sebab aksara tidak lagi bernyawa. Kini aku sedang sibuk menyukai wanita yang jauh berada dipelupuk mata. Terlalu hambar hati ini, sebab kau tak ada di sisi, rinduilah aku. Kelak, kau akan tahu artinya sepi; bagai pisau mengiris api. Andai saja Tuhan menciptakanku dengan mata yang bisa melihat isi hati, agar aku tahu siapa orang yang sedang merebahkan diri dihatimu dengan nyaman. Jika itu hanya aku, percayalah sayang jarak tidaklah jauh dari pengertian kita. Tapi jika ada orang lain, aku akan bergegas mengemasi segala kenang yang telah tercipta, sebelum aku terlarut dalam cinta. Detak-detak bosan bergeming, dari senja ke senja yang memusing. Dan aku masih saja berteman hening, dalam dekap sunyi tak berdenting. ketahuilah wanita bermata sendu, rindu ini melukis bayanganmu, dijendela kamarku sepi sepi dan dingin. Tolong lindungi dari kuyup, saat rindu menderai deras didalam dadaku. Sebab aku masih termangu menunggu ungkapan cintamu, berbagai isyarat kulakukan menarik simpatimu, apa aku bukan pilihan hatimu? Tolong jawab segala raguku, tolong yakinkan bahwa akulah yang kau tunggu-tunggu. Tolong katakan kau mencintai aku. Maka puisiku tak lagi bercerita tentang luka, jika cintamu itu setia. kelak, kunamai kau cinta; bukan rindu yang bernama setia. Karena aku ingin kau menjadi akhir dari segala cerita.

Oh iya, aku lupa, apa kabar kau disana? Baik-baik sajakah atau sedang terluka? Aku harap sedang berbahagia. Sebab kau terlalu indah untuk menerima luka.

Comments

  1. AKU PENENG DIKASIH KALIMAT SE MANIS INI!!!!!!!!

    ReplyDelete
  2. AKU PENENG DIKASIH KALIMAT SE MANIS INI!!!!!!!!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Aku; Terlalu berlebihan.

Dinamika hati.