Aku; Terlalu berlebihan.

Ini bukanlah kumpulan aksara yang membentuk sebuah cerita seperti sebelumnya, yang mana biasanya aku menuliskan kisahku dimasa lampau atau hanya sebuah imajinasi belaka. Melainkan atas ketidakmampuanku untuk berkata bahwa aku menyukaimu, puan. Tidak tahu pasti kapan dan mengapa rasa ini bisa muncul, sungguh ambigu. Yang kutahu hanyalah akhir-akhir ini rindu selalu tertuju padamu.

Sering muncul pertanyaan kenapa hati tiba-tiba memilih jatuh kepelukanmu. Apakah oleh parasmu? senyummu? atau mungkin ini telah direncanakan oleh semesta jauh sebelum kita dilahirkan, atau aku saja yang terlalu berlebihan menanggapi hal ini. bisa saja ini hanya sebuah pertemuan biasa agar kau dan aku saling mengenal, tidak lebih dari itu. Barangkali, kau akan tertawa ketika membaca ini sembari berkata "Hey kau benar, ini bukanlah sebuah pertemuan yang istimewa, seperti yang kau kira". Kurasa itu bukanlah sebuah masalah, setidaknya kau jadi tahu bahwa aku menaruh hati kepadamu.

Bagaikan tanaman yang rindu akan tetes hujan dimusim kemarau, mungkin itu kata yang tepat untuk mendeskripsikan keadaanku sekarang, aku merasa kalah oleh keadaan. Dengan suara parau aku meracau kepada sang senja aku bercerita sungguh kau adalah wanita yang luar biasa. Hari berganti menjadi malam setelah sang surya menghilang dari cakrawala, senja-pun ikut lenyap. Diberanda malam kuselipkan sebuah doa, Semoga aku yang menjadi alasanmu bahagia.

Comments

Popular posts from this blog

Rumah part III

Indah; meski hanya untukku.

Akhir segala cerita.