Rumah part III
Di beranda pulang ini, selain selembar kecemasan dan secangkir kopi yang dingin hanya rindumulah yg kutunggu. Setelah beberapa tahun berlalu, aku pun memutuskan untuk kembali pulang dan menghentikan pelarian yang begitu sunyi ini. kembali pada kesibukanku menulis sajak-sajak yang berelegi. Hari-hari ku berjalan seperti biasa, seperti manusia biasanya, Hanya saja masih meminum (menelan) rasa pahit. Tidak ada aktivitas khusus, Bangun, pergi kerja, pulang hingga larut malam dan pergi tidur. Setelah aku kembali dari pelarian, aku menerima tawaran kerja dari temanku yang dulu sempat tidak ku tanggapi, karena aku lebih memilih melakukan suatu pelarian. Ya setidaknya sekarang aku memiliki penghasilan untuk dijadikan simpanan, simpanan untuk persiapan, persiapan untuk melakukan pelarian lagi jika disakiti kembali. Toh, setidaknya hidup tidak melulu tentang kepedihan. Pagi ini di pusat kota ada sebuah pameran, aku pun pergi untuk melihat-lihat dan mengabadikan hasil karya dari para seniman...